Sabtu, 27 Februari 2016

Bakmi Jogja Trunojoyo

Kata bijak di dinding


Kata-kata tersebut menghiasi dinding Bakmi Jogja Trunojoyo di jalan Tegalsari nomer 47 Surabaya. Bakmi Jogja Trunojoyo awalnya berdiri di jalan Trunojoyo, kemudian pindah ke jalan Wolter Mongisidi dan terkahir di jalan Tegalsari. Meskipun berpindah tempat sampai tiga kali, Bakmi Jogja Trunojoyo selalu memilih rumah bergaya colonial Belanda sebagai tempat berjualan. Bakmi Jogja Trunojoyo menghadirkan nuansa Jogja di Surabaya melalui makanan yang disajikan dan interiornya.

Bakmi Jogja Trunojoyo ini salah satu tempat kuliner favorit mimin hehe :D


Suasana di Dalam



Sesuai namanya Bakmi Jogja Trunojoyo, rumah makan ini menyediakan menu bakmi dan bihun goreng atau berkuah. Kuahnya tersedia dalam dua cara memasak yaitu godhog (berkuah banyak) dan nyemek (berkuah sedikit). Selain bakmi dan bihun, juga tesedia nasi goreng, nasi ruwet, karak (legendar), tahu dan tempe bacem. Sayangnya bakmi Jogja disini menggunakan mie yang lebih halus, sedangkan di Jogja, bakmi godhog atau nyemek menggunakan mie kuning yang lebih besar. Makanan dimasak diatas tungku yang menggunakan arang.

Untuk minuman, selain tersedia jeruk peres, jeruk nipis, teh dan kopi, juga tersedia minuman tradisional yaitu wedang ronde dan wedang jahe. Makanan ringan yang tersedia ialah pisang goreng. Pisang goreng mirip dengan pisang goreng kipas, hanya saja irisannya lebih tebal, Pisang goreng tersbut dimakan dengan gula aren (brown sugar). Untuk makanan yang tidak berkuah, makanan disajikan diatas piring yang diberi daun pisang.


Bakmi Godhok

Pisang Goreng Gula Aren

Keunikan dari rumah makan ini ialah semua pelayan menggunakan ikat kepala dari kain batik. Kasir menggunakan kain lurik (kain tradisional Jawa bermotif garis-garis lurus searah panjang kain). Dalam melayani pembeli, mereka berbicara dalam bahasa Jawa halus (kromo inggil). Meskipun pembeli mengajak bicara dalam bahasa Indonesia, mereka tetap berbicara dalam bahasa Jawa. Sayub-sayub terdengar lagu dalam bahasa Jawa yang lembut (tembang Jowo).

Interior Bakmi Jogja Trunojoyo kental dengan nuansa Jogja jaman dulu. Dinding dihiasi dengan kata-kata bijak dalam bahasa Jawa dan foto kehidupan keraton di masa lalu. Peralatan makan kuno disimpan rapi dalam lemari jati kuno. Tulisan hanacaraka juga hadir sebagai papan petunjuk. Suasana jaman dulu ditunjang dengan bangunan bergaya colonial yang terawat. Jendela yang besar dan plafon yang tinggi membuat sirkulasi udara yang bagus, sehingga tidak memerlukan pendingin ruangan. Tempat memasak (dapur) terletak di halaman luar, sehingga begitu memasuki Bakmi Jogja Trunojoyo, pembeli sudah disambut oleh harumnya bumbu.


Pajangan dan Hiasan didalam

Suasana Depan dan Juga sebagai Dapur

Untuk mengurangi rasa penasaran kamu, Dateng dan Cobain! di jamin KETAGIHAN seperti mimin ini :D

1 komentar:

hilary yetisia larisa mengatakan...

Mimin ambil dari blog sebelah ya:))